Petani dan Pengusaha Ikan Muara Beliti Menjerit: Janji Pengerjaan Dam Tak Kunjung Pasti

Ulasanrakyat.Com – Musi Rawas. Rasa kecewa kini menyelimuti hati masyarakat kecil di Desa Satan indah jaya dan Air Lesing, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas. Para petani dan pengusaha kolam ikan di wilayah tersebut terpaksa menanggung akibat dari janji yang berulang kali diucapkan namun tak kunjung ditepati oleh pihak Dinas PU Pengairan.

Rencana pengerjaan pengeringan DAM Impres Sungai Gambir yang terletak didesa Air Satan kecamatan Muara Beliti, telah beberapa kali mengalami perubahan jadwal. Awalnya, proyek itu dijadwalkan pada 1 Agustus 2025, lalu diundur ke 20 Agustus 2025, kemudian mundur lagi ke 27 Agustus 2025. Anehnya, pada 30 Agustus 2025, pengeringan sempat dibuka, tetapi langsung ditutup kembali. Hingga kini, meski titik nol pekerjaan sudah ditetapkan sejak 27 Agustus lalu, belum ada tindak lanjut nyata dari pihak terkait.

Akibat ketidakpastian ini, masyarakat kecil menjerit. Para petani padi terpaksa melihat sawahnya menjadi bongkot (tidak aktif) karena aliran air tidak lancar. Sementara itu, pengusaha kolam ikan pun merugi lantaran usaha mereka tergantung pada ketersediaan air dari sungai tersebut.

“Sudah sering diundur, tapi tidak ada kepastian. Kami ini masyarakat kecil, sawah kami sudah banyak yang gagal ditanam. Begitu juga dengan usaha kolam ikan, banyak yang rugi,” ungkap RN (49), seorang warga Desa Air Lesing, saat ditemui awak media.

RN menegaskan bahwa masyarakat kini tidak lagi berharap pada janji, tetapi pada tindakan nyata. “Kami hanya minta kepastian kapan dam Sungai Gambir ini benar-benar dikerjakan. Kalau cepat diproses, aktivitas pertanian dan perikanan bisa kembali berjalan normal,” ujarnya.

Harapan serupa datang dari warga Desa Air Satan Indah Jaya dan Air Lesing. Mereka berharap pemerintah segera melakukan pengeringan dam agar aktivitas masyarakat dapat kembali pulih seperti sediakala.

Meski titik nol pekerjaan sudah dibuat oleh pihak PU Cipta Karya pada 27 Agustus 2025, faktanya hingga kini pengerjaan fisik belum dimulai. Kondisi ini menambah panjang daftar keluhan masyarakat yang semakin sulit bertahan di tengah ketidakpastian.

Kini, masyarakat menunggu bukti nyata dari pemerintah daerah, bukan sekadar janji. Sebab, keberlangsungan hidup ratusan petani dan pengusaha kolam ikan di Muara Beliti dipertaruhkan pada proyek tersebut.

(Red/An)

Exit mobile version