banner 728x250

Lauk Basi Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Tuah Negeri Viral di Medsos, Wali Murid Cemas Anak Jadi Korban

banner 120x600
banner 468x60

Ulasanrakyat.Com – Musi Rawas. Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya membawa manfaat bagi kesehatan dan kebahagiaan anak-anak sekolah, kini justru menuai sorotan tajam dan kekecewaan mendalam di Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas.

Pasalnya, makanan yang dibagikan kepada siswa diduga basi, berlendir, dan tidak layak konsumsi. Peristiwa ini mencuat setelah seorang wali murid Evi Susanti mengunggah keluhan di akun Facebook miliknya, yang kemudian menjadi viral di media sosial.

banner 325x300

Dalam unggahannya, Evi Susanti ia mengapresiasi niat baik pemerintah pusat, namun menyesalkan buruknya pelaksanaan di lapangan.

“Niat Bapak Presiden untuk memberi makan gratis anak-anak itu sangat baik, saya sangat mendukung, tapi jangan sampai makannya basi, Pak. Saya selaku orang tua merasa khawatir. Untung nasi anak saya dibawa pulang, kalau tidak mungkin sudah dimakan lauk basi hari ini,” tulisnya.

Postingan tersebut langsung mendapat banyak tanggapan dari warga dan wali murid lainnya. Mereka turut membagikan pengalaman serupa, bahkan beberapa mengunggah foto kondisi makanan yang dianggap tidak layak dikonsumsi.

Dari berbagai komentar yang muncul di media sosial, diketahui bahwa lauk-pauk yang disajikan dalam program MBG di Tuah Negeri terdiri dari bakso, tahu, serta sayur rebus seperti buncis dan wortel. Namun, sebagian besar sudah berbau tidak sedap dan berlendir saat diterima oleh siswa.

“Ada anak yang dak masuk. Tadi saya ikut makan lauk bakso sama tahunya idak basi, tapi kalau buncis sama wortel sudah basi. Saya sudah sarankan jangan dimakan,” tulis akun Sungaidah di kolom komentar.

“Rebusan buncis dan wortelnya memang sudah basi,” timpal akun Vera Anggia.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan orang tua siswa, yang takut anak-anak mereka akan mengalami gangguan kesehatan.

“Menimbulkan rasa takut jadinya,” tulis akun Junaidi, menggambarkan keresahan banyak wali murid.

Tak sedikit warga yang menyoroti penyebab makanan menjadi basi. Seorang pengguna Facebook bernama Rika Viosal menduga bahwa hal itu terjadi karena proses distribusi yang terlambat.

“Masaknya malam, dibawa pagi, siang baru dimakan anak-anak. Jadi wajar kalau basi,” tulisnya.

Informasi yang berkembang menyebutkan bahwa satu dapur penyedia harus melayani beberapa sekolah sekaligus, sehingga waktu pengiriman menjadi terlalu lama dan kualitas makanan tidak terjaga.

Meski banyak yang kecewa, sebagian warga masih memberikan dukungan terhadap program MBG yang digagas oleh Presiden RI sebagai upaya menekan angka stunting dan meningkatkan gizi anak bangsa.
Namun, mereka menilai bahwa pelaksana teknis di lapangan tidak profesional dan lalai dalam menjaga kualitas makanan.

“Pemerintah tidak pernah salah membuat program untuk rakyatnya. Mungkin ini bentuk kelalaian pengelolanya yang mengakibatkan munculnya berbagai persepsi di masyarakat,” tulis salah satu akun Facebook.

Ia juga memberikan saran agar setiap sekolah memiliki dapur sendiri untuk menghindari keterlambatan dan menjaga kebersihan.

“Kalau satu dapur harus melayani ribuan anak, apalagi masak malam, pasti banyak kendala. Semoga ke depan lebih efisien dan terpantau,” tambahnya.

Akibat kejadian ini, para wali murid mendesak agar pemerintah daerah segera turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG di Tuah Negeri. Mereka khawatir, jika tidak segera dibenahi, akan muncul korban di kalangan siswa.

“Kami sangat mendukung program makan gratis, tapi tolong diperhatikan kualitasnya. Jangan sampai anak-anak jadi korban karena lauk basi,” tulis seorang netizen.

Program Makanan Bergizi Gratis sejatinya menjadi bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesehatan dan gizi anak-anak sekolah, khususnya bagi keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
Namun, kasus lauk basi ini justru menciptakan keresahan di masyarakat dan menggerus kepercayaan terhadap pihak pelaksana di daerah.

Publik kini menunggu tindakan cepat dari pemerintah daerah dan instansi terkait agar kejadian serupa tidak terulang. Diharapkan, pelaksanaan program MBG di masa depan dapat berjalan lebih profesional, higienis, dan tepat sasaran.

Hingga berita ini diterbitkan, koordinator dapur MBG Kecamatan Tuah Negeri belum memberikan tanggapan resmi. Upaya konfirmasi melalui telepon dan pesan WhatsApp oleh awak media tidak mendapat respon.
Sabtu (18/10/2025).

(Red/An)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *