banner 728x250

Gelap Massal Akibat Tiang PLN Patah, Warga Musi Rawas Geram dan Siap Turun Aksi

banner 120x600
banner 468x60

Ulasanrakyat.Com – Musi Rawas. Pemadaman listrik massal kembali membuat masyarakat di Kabupaten Musi Rawas geram, Minggu (28/09/2025) malam. Penyebabnya bukan sekadar gangguan biasa, melainkan patahnya tiang listrik PLN di kawasan KM 7 Kecamatan Jayaloka.

Insiden itu tidak hanya memutus aliran listrik di Jayaloka, tetapi juga menjalar ke tiga kecamatan lain: Muara Beliti, Tuah Negeri, dan Tiang Pumpung Kepungut (TPK). Kondisi ini memicu kekecewaan publik, mengingat Jayaloka berada di wilayah terujung dari kecamatan Muara Beliti, tetapi dampaknya melumpuhkan sebagian besar jaringan listrik.

banner 325x300

Warga Desa Suro mengaku sejak lama resah dengan kondisi jaringan listrik yang dianggap tidak layak. Ada beberapa tiang listrik terlihat retak, bahkan ada yang miring mengarah ke rumah warga.

“Kalau sudah patah seperti malam ini baru tahu dampaknya. Kalau tiang roboh menimpa rumah warga, bagaimana tanggung jawab PLN? Apakah ada asuransinya?” ujar seorang warga Desa Suro dengan nada kesal.

Mereka menilai PLN hanya bergerak setelah kerusakan terjadi, tanpa ada pencegahan maupun kontrol rutin.

Aktivis Kritis Musi Rawas, Zainuri, turut menyoroti persoalan tersebut. Menurutnya, insiden ini adalah bukti nyata lemahnya pengawasan dari pihak PLN.

“Ini tidak wajar. Jayaloka di ujung Musi Rawas, tapi imbasnya ke tiga kecamatan lain. Itu artinya kontrol PLN tidak berjalan. Kalau petugas rutin kontrol, tidak mungkin ada tiang retak sampai patah,” tegasnya.

Lebih jauh, dia menuntut agar Manajer PLN Musi Rawas segera dievaluasi karena dinilai gagal menjalankan tugas.

“Kalau tidak ada tanggapan, kami bersama masyarakat siap menggelar aksi damai di depan kantor PLN Musi Rawas. Jangan sampai masyarakat terus-menerus jadi korban kelalaian,” tambahnya.

Sambung Zainuri, menekankan bahwa PLN tidak bisa lagi menunggu sampai ada kejadian fatal. Pengecekan rutin harus dilakukan, terutama pada tiang listrik yang miring atau retak.

“Jangan hanya bergerak setelah ada yang patah. PLN harus memastikan tiang-tiang yang retak dan condong segera diganti atau diperbaiki. Kalau sampai jatuh menimpa rumah warga, siapa yang tanggung jawab?” ucapnya dengan nada khawatir.

Dampak pemadaman listrik tidak sekadar gelap gulita. Aktivitas warga ikut terganggu. Mulai dari pedagang kecil yang kehilangan pelanggan, pelajar yang tidak bisa belajar, hingga rumah tangga yang mengandalkan listrik untuk kebutuhan sehari-hari.

“PLN jangan hanya tahu menarik iuran tiap bulan. Kami juga butuh pelayanan yang layak dan jaminan keamanan,” jelasnya

Kasus ini memantik desakan publik yang semakin kuat agar PLN melakukan pembenahan serius. Apalagi, laporan warga menyebutkan kondisi tiang yang rapuh dan miring bukan hanya didesa suro, tetapi juga ada di sejumlah desa lain.

Jika PLN terus abai, tidak menutup kemungkinan gelombang aksi masyarakat akan semakin besar. Warga kini menunggu langkah konkret PLN bukan sekadar janji, melainkan tindakan nyata di lapangan.

(Red/An)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *