Ulasanrakyat.Com – Musi Rawas. Keberadaan perusahaan besar di tengah masyarakat semestinya membawa dampak ekonomi positif. Namun, lain halnya dengan warga Desa Muara Kati Lama, Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TPK), Kabupaten Musi Rawas. Sejak hadirnya PT AKL, masyarakat justru mengaku semakin tertekan dan dibatasi dalam mengelola lahan milik pribadi.
Puncak keresahan warga mencuat setelah insiden hilangnya sepeda motor Supra Fit BG. 5135. H, milik Darhan (41), warga Muara Kati Lama, yang terjadi pada Minggu, 20 April 2025. Motor tersebut ditinggalkan Darhan di kebun pribadinya karena kehabisan Bahan Bakar, namun ketika sang istri hendak mengambilnya keesokan harinya, motor tersebut telah hilang.
Setelah ditelusuri, motor tersebut ternyata berada di mess PT AKL. Menurut keterangan Darhan, kendaraan itu diduga dibawa oleh salah satu oknum petugas keamanan perusahaan tanpa pemberitahuan dan tanpa alasan yang jelas.
“Saya tidak tahu maksud mereka membawa motor saya ke mess. Ini kebun saya sendiri, kenapa motor saya bisa dipindahkan tanpa izin?” ungkap Darhan kepada awak media.
Tokoh pemuda Kecamatan TPK, Antri TT, menyayangkan tindakan yang dilakukan pihak PT AKL dan menilai kejadian ini adalah bentuk kesewenang-wenangan terhadap masyarakat.
“Warga jadi was-was mengelola lahannya sendiri. Banyak aturan dari PT AKL yang terkesan mengkerdilkan hak masyarakat. Dan kasus Darhan ini bukti nyata bahwa warga dirugikan,” katanya.
Warga pun mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas tindakan pengangkutan motor tersebut yang diduga melanggar hukum. Mereka juga merencanakan aksi damai dalam waktu dekat untuk meminta Bupati Musi Rawas meninjau ulang izin operasional PT AKL di wilayah mereka.
(Red/Rls)
